Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Jumat, 27 Juli 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk menjelaskan bahwa suatu negara itu mampu secara finansial atau sejahtera. Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa pertumbuhan dari sesuatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi, begitu juga tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pada kondisi ini, pertumbuhan ditandai dengan masuknya dana kedalam sistem ekonomi suatu negara.
Begitu juga dengan pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini sesudah terjadinya masa krisis ekonomi pada tahun 1998. Kondisi tersebut bukan hanya merusak sistem ekonomi yang terbangun selama dekade sebelumnya tetapi juga aspek lain seperti politik, hukum, dan  pemerintahan. Kita dihadapkan pada banyak pilihan yang sebenarnya tidak mengijinkan kita memilih atas kehendak dan keinginan sendiri. Kondisi ini menandakan bahwa posisi tawar kita tidak menguntungkan baik secara internal maupun eksternal. Secara sederhana, Indonesia memerlukan dana dan dukungan finansial yang besar untuk bisa membangun kembali apa yang sudah hancur dan mempertahankan yang masih ada.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Di samping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan perekonomian dunia yang berlaku dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu : (1) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat semakin meningkat, dan (2) ia dapat mencipta kesempatan kerja baru kepada penduduk yang semakin bertambah jumlahnya. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu peristiwa yang secara otomatis akan berlaku. Perbedaan taraf kemakmuran yang nyata yang terdapat di antara berbagai negara – terutma di antara negara industri dan negara berkembang – dan perbedaan tingkat pertumbuhan yang mereka capai, membuktikan bahwa usaha yang sungguh-sungguh harus dilakukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan suatu perekonomian mengalami pertumbuhan?
b. Apa saja konsep penting yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi?
c. Bagaimana prestasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
d. Bagaimana perbandingan pertumbuhan ekonomi yang dicapai di berbagai negara?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fiskal yang terjadi di suatu negara, seperti pertambahan jumlah dan produksi barang industri, perkembagan infrastruktur, pertambahan jumlah sekololah, pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada, dan berbagai perkembangan lainnya. Tetapi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang berbagai perkembangan tersebut untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu dalam analisis makroekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian dengan menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, namun maksunya tetap sama.
Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002: 5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005: 205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang. Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dalam pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Sementara itu pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000: 57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Dengan bahasa lain, Boediono (1999:8) menyebutkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Jadi, dengan bukan bermaksud ‘menggurui’, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu. Boediono (1999:1-2) menyebutkan secara lebih lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
2.2  Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, antara lain:
1.         Barang Modal
Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus ditambah. Penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi. Karena itu salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah menangani faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi. Yang juga harus diingat adalah pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika investasi neto lebih besar daripada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan lebih baik lagi, jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan kualitas.
2.         Tenaga Kerja
Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan TK akan terus meningkatkan output. Hal itu sangat tergantung dari seberapa cepat tejadinya The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas SDM dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada sinergi antara TK dan teknologi, penambahan TK akan memacu pertumbuhan ekonomi.
3.         Teknologi
Jika hanya dilihat dari peningkatan output, hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang makin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi,. Akan tetapi hal tersebut akan menjadi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi jika tidak diimbangi dengan kesempatan kerja. Sebab, dengan teknologi dapat menggantikan peran manusia sebagai tenaga kerja. Untuk itu, penggunaan teknologi yang tepat guna sangat diperlukan.
4.         Uang
Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral. Uang bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia. Tidak mengherankan makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat dihasilkan output yang lebih besar jika penggunaannya efisien.
5.         Manajemen
Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang balk, terkadang jauh lebih berguna dibanding barang modal yang banyak, uang yang berlimpah dan teknologi tinggi.
6.         Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dan keberanian mengambil risiko guna memperoleh keuntungan. Keberanian itu bukan asal-asalan. Para pengusaha mempunyai perkiraan yang matang bahwa inputs yang dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, atau menjadi barang dan jasa yang akan dibutuhkan masyarakat. Kemarnpuan mengombinasikan inputs ini dapat disebut sebagai kemampuan inovasi.
7.         Informasi
Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information). Kegagalan pasar merupakan akibat tidak terpenuhinya asumsi ini. Semakin banyak, semakin benar dan semakin seimbang arus informasi, para pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik, alokasi sumber daya ekonomi makin efisien. Sehingga dengan sumber daya yang sama, dihasiikan output yang lebih banyak.
2.3 Teori-Teori Pertumbuhan
1. Teori Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang terkenal: "An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations" (1776). Dia eyakini doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi à orang dibiarkan mengembangkan kepentingan pribadinya à setiap individu akan dibimbing oleh suatu "kekuatan yang tidak terlihat" atau invisible hand, yaitu pasar persaingan sempurna. Jadi, jika semua orang dibiarkan bebas akan memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregat.
Teori pertumbuhan ekonomi:
(1)   pembagian kerja,
(2)   proses pemupukan modal,
(3)   agen pertumbuhan ekonomi,
(4)   proses pertumbuhan.
Pembagian kerja adalah meningkatnya keterampilan kerja, penghematan waktu dalam memproduksi barang, penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga. Proses pemupukan modal: kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung, sedangkan kelompok pekerja diperkirakan tidak mampu menabung. Mengapa pemilik modal menanamkan modalnya? Iklim investasi? Tingkat suku bunga?
2. Teori Ricardian
Buku yang dikutipnya adalah buku David Ricardo: "The Principles of Political Economy and Taxation" (1917). Dia mengungkapkan teori distribusi, dengan asumsi:
(1) seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam
pertanian membantu menentukan distribusi industri,
(2) berlaku "law of diminishing return" bagi tanah,
(3) persediaan tanah tetap,
(4) permintaan akan gandum inelastis,
(5) buruh dan modal merupakan input variables,
(6) keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu atau given,
(7) upah buruh cukup untuk hidup minimal,
(8) harga penawaran buruh tertentu dan tetap,
(9) permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal,
(10) terdapat persaingan yang sempurna,
(11) pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Atas dasar asumsi tersebut di atas, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh. Masing-masing kelompok mendapatkan uang sewa, keuntungan, dan upah.
Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk marginal. Atau keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata dengan produk marginal dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam pengolahan tanah. Tingkat upah ditentukan oleh cadangan upah dibagi dengan jumlah buruh.
Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.
3. Teori Keynes
Teori ini tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang, tetapi berkaitan dengan negara kapitalis maju. Bukunya yang terkenal The General Theory of Employment, Interest and Money.
Pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara.
• D Y = K D I, K = multiplier, hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan, yaitu kenaikan tertentu pada investasi menyebabkan kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui kecenderungan berkonsumsi.
Syarat pokok kemajuan ekonomi:
(1)   kemampuan mengendalikan penduduk,
(2)   kebulatan tekad menghindari perang dan perselisihan sipil,
(3)   kemauan untuk mempercayai ilmu pengetahuan, mempedomani hal-hal yang
benar- benar sesuai dengan iilmu pengetahuan,
(4)   tingkat akumulasi yang ditentukan oleh margin antara produksi dan konsumsi.
4. Teori Schumpeter
Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku "Theory of Economic Development" (1911).
Asumsi: perekonomian persaingan sempurna yang berada dalam keseimbangan mantap (tak ada laba, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, tidak ada investasi, tidak ada pengangguran terpaksa). Keseimbangan ini ditandai "arus sirkuler".
Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya. Unsur utama pembangunan adalah inovasi.
Inovasi terdiri dari :
(1)   pengenalann barang baru,
(2)   pengenalan metode produksi baru,
(3)   pembukaan pasar baru,
(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi
manufaktur,
(5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
Pengusaha merupakan tokoh kunci di dalam analisa Schumpeter. Pengusaha adalah
inovator.
Menurutnya, matinya kapitalis disebabkan tiga hal:
(1)   kemerosotan fungsi kewiraswastaan,
(2)   kehancuran keluarga borjuis,
(3)   kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.
5. Teori Dualistik
Dualisme adalah keadaan bersifat ganda, tidak seragam. Teori dualistik masyarakat dari J.H. Boeke: Teorinya tentang "dualisme masyarakat" merupakan teori umum pembangunan masyarakat dan pembangunan ekonomi negara terbelakang yang terutama didasarkan pada hasil kajiannya terhadap perekonomian Indonesia.
Tiga ciri manusia: semangat sosial, bentuk organisasi, dan teknik yang mendominasinya.
Dua sistem sosial yang sangat berbeda, namun berdampingan. Sistem sosial yang satu tidak dapat menguasai yang lainnya, secara sepenuhnya.
Kritik atas teori Boeke:
(1)   keinginan tidak terbatas,
(2)   buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3)   mobilitas penduduk,
(4)   dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5)   dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6)   bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7)   peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8)   tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.
Teori dualistik teknologi dari Benyamin Higgins:
Dualisme teknologi berarti penggunaan berbagai fungsi produksi pada sektor maju dan sektor tradisional dalam perekonomian terbelakang.
Higgins membangun teorinya di sekitar dua barang, dua faktor produksi dan dua sektor dengan kekayaan faktor dan fungsi produksinya.
Sektor industri vs non industri, perbedaan produktivitas disebabkan oleh:
(1) modal,
(2) penggunaan penggetahuan,
(3) organisasi.
Kritik atas teori Higgins:
(1)   koefisien tidak tetap di sektor industri,
(2)   harga faktor tidak tergantung pada kekayaan faktor,
(3)   mengabaikan faktor kelembagaan,
(4)   mengabaikan penggunaan teknik penyerap buruh,
(5)   besarnya dan sifat pengangguran tersembunyi tidak jelas.
Teori dualistik finansial dari Mynt:
(1)   Pasar uang terorganisir vs non terorganisir.
(2)   Sektor industri dan pertanian
(3)   Bunga tinggi, rentenir, tuan tanah, sistem ijon, pedagang perantara, dsb.
Dualisme Regional:
(1)   Ketidakseimbangan tingkat pembangunan antara region atau daerah karena penggunaan modal.
(2)   Ketidakseimbangan antar kota.
(3)   Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.
6. Konsep Pertumbuhan Tidak Berimbang
Investasi seyogyanya dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak di semua sektor ekonomi. Rostow mengatakan agar suatu ekonomi dapat melampaui tahap masyarakat tradisional dan mencapai tahap tinggal landas maka yang penting ialah meningkatkan laju investasi produktif dari 5% atau kurang hingga menjadi 10% atau lebih.
Strategi Hirchman: "dengan sengaja tidak menyeimbangkan perekonomian, sesuai dengan strategi yang dirancang sebelumnya, adalah cara yang terbaik untuk mencapai pertumbuhan pada suatu negara terbelakang. Investasi pada industri atau sektor-sektor perekonomian yang strategis akan menghasilkan kesempatan investasi baru dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut. Pembangunan sebagai rantai disequilibrium".
Menimpangkan perekonomian melalui modal overhead sosial (MOS) dan melalui kegiatan langsung produktif (KLP). Penilaian adalah realistis dan memopertimbangkan semua aspek perencanaan pembangunan.
Keterbatasan:
(1) kurang perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak berimbang,
(2) mengabaikan perlawanan,
(3) di luar kemampuan negara terbelakang,
(4) kekurangan fasilitas dasar,
(5) kekurangan mobilitas faktor,
(6) timbulnya tekanan inflasi,
(7) dampak-kaitan tidak didasarkan data,
(8) terlalu banyak penekanan pada keputusan investasi.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Negara-Negara di Dunia
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2012 mencapai Rp1.972,4 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000mencapai Rp632,8  triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-2011, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,4 persen (q-to-q). Pertumbuhan inididukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,9 persen karena adanya musim panen tanaman padi pada triwulan I-2012. PDB Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua sektor, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,3 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 didukung oleh kenaikan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 9,9 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 5,9 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,9 persen. Demikian halnya dengan Komponen Ekspor Barang dan Jasa juga mengalami peningkatan sebesar 7,8 persen, sedangkan Komponen Impor Barang dan Jasa naik 8,2 persen. Pada triwulan I-2012 dibandingkan dengan triwulan IV-2011, hanya Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil meningkat sebesar 0,5 persen. Sedangkan komponen-komponen lainnya mengalami penurunan, seperti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 45,1 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto turun sebesar 4,8 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa turun sebesar 7,2 persen, dan Komponen Impor Barang dan Jasa juga turun sebesar 6,2 persen.Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2012 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 57,5 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,8 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,4 persen, dan kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua, yakni sebesar 2,2 persen.
Pertumbuhan Ekonomi di Berbagai Negara Tahun 1993

Negara Maju%Negara Berkembang%
Amerika Serikat2,8Indonesia5,8
Jepang2,0Singapura9,2
Jerman-1,3Malaysia
8,1
Inggris1,9Thailand7,4
Perancis-1,0Philipina1,7
Switzerland-0,5Korea Selatan6,5
Rusia-15,0Taiwan6,2
Italia-0,9Cina13,0
Kanada3,5Mexico2,6
Australia3,4Brazil-0,9
India4,2
Pakistan3,0
Mesir0,7
Saudi Arabia3,0
Turki5,3
Sumber: Asiaweek
Berdasarkan data tabel 1, menjelaskan mengenai perbandingan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan Gross National Product (GNP) disuatu negara, tanpa melihat kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diberbagai Negara, yaitu Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, modal dan penguasaan teknologi. Pada tabel 1, menunjukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 1993 sebanyak 25 negara,yaitu 10 negara maju dan 15 negara berkembang.
Pada umumnya Negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat . Terdapat satu Negara yang mengalami GDPnya menurun,yaitu Negara Brazil sebesar -0,9%. Dan ada lima Negara yang tingkat pertumbuhannya kurang dari 4%, yaitu negara Philipina, Meksiko, Pakistan, Mesir dan Saudi Arabia. Negara-negara yang pertumbuhannya paling baik dan pertumbuhannya melebihi 5% adalah Negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina, Korea Selatan, Taiwan, Cina dan Turki. Pada Negara maju yang tingkat pertumbuhannya rendah yaitu Amerika Serikat,Jepang dan Inggris. Dan Negara Rusia mengalami kemunduran pertumbuhan ekonomi sebanyak 15%.
Pada Negara-negara berkembang berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang. Sampai saat ini permasalahan yang dihadapi Negara berkembang namun belum dapat diatasi,yaitu tingkat pengganguran yang tinggi, pendapatan yang tidak merata tingginya, tingkat kemiskinan dan tingkat pendidikan yang masih rendah.

0 komentar:

About us